Pure
love
Seorang wanita memandang kecermin dan menatap
dirinya yang menggunakan gaun putih. Dan tirai merah perlahan terbuka. Sang wanita memandang seorang pria
tampan memakai jas hitam yang berdiri memandang wanita cantik itu. Pria itu menghampirinya dan berkata
“Kamu
sangat cantik memakai gaun ini”
wanita itupun tersenyum mendengarnya.
Kisah
wanita
dan pria itu dimulai.
“kringgg"
“Kirana…
ayo bagun. Ntar telat lho?” Ayah membangunkanku
“ya
yah bentar lima menit lagi ya?”
“Ayah
gak mau disalahin ya kalau ntar telat”
“gak
mungkin ayah aku salahin, orang ayah galak” aku bangun dan berlari kekamar
mandi
“apa..
kiranaaaa… awas yaaa” ayahpun mengejar tetapi aku sudah masuk kekamar mandi dan
menguncinya.
Setiap pagi ayah selalu membangunkan
aku. Ya maklumlah walau aku memasang jam weker tetap saja aku kesiangan.
Padahal aku tidak tidur malam – malam. Jadi aku selalu dibangunkan oleh ayah.
Ayah juga menyiapkan sarapan untukku. Ayah adalah satu –satunya orang yang bisa
membuatku dapat menjalani hidup ini. Karena ibuku meninggal ketika melahirkan
aku.
Kamipun sarapan bersama.
“na..
harini pertama masuk sekolah, gimana kalau ayah mengantar kamu sekolah?”
“wah..
ya.. gak usah kan aku bukan SMP lagi, aku sekarang SMA lihat tinggiku hampir se ayah” aku berdiri dan
membandingkan tinggi badanku dengan ayah
“haha,
kamu ini, ya sudah hati hati ya nanti.”
“ok,
yah” akupun memeluk dan mencium ayah sambil berpamitan berangkat sekolah
***
Pagi itu aku naik angkot menuju
sekolah. Dan seperti biasa dimana mana angkutan umum selalu betrdesak desakan
dan di dalamnya terisi banyak orang. Dari yang kulitnya putih sampai yang
hitam. Dari yang wangi sampai yang bau ketek. Dari sayuran sampai hewan ada di
angkutan umum yang ku naiki. Dan yang paling parah supirnya ugal – ugalan. Dan
akhirnya akupun turun dengan acak – acakan.
Hari pertama sudah berantakan dan
bau angkot. Yah mau gimana lagi namanya juga naik angkot ya terima resikonya.
“Kringggg”
bel sekolah berbunyi dan akupun berlari dengan kencang menuju lapangan
“Brakkkkkk”
“Au,
Sakit Tahu” Seorang pria membentakku
“ah..
maaf ya, gak sengaja. Beneran deh gak sengaja. Maaf yaa”
“ya..ya..”
pria itupun berdiri dan membantuku berdiri. Pria itu memperhatikan aku dari
atas sampai bawah
“hahahahahahaha,
kamu habis dari mana kok berantakan banget?”
“ah
itu tadi aku naik angkot” akupun memperhatikanya dan aneh kenapa jantungku
berdetak dengan kencang dan semakin kencang ketika aku menatap mata anak laki –
laki itu.
Akupun bergegas menuju barisanku.
Dengan nafas tersengal aku meluruskan barisanku. Akupun mulai memperhatikan
sekelilingku. Dari anak yang berdiri di ujung sebelah kanan sampai anak yang
ada di ujung sebelah kiri ku perhatikan. Dan mataku tertuju ke anank laki 2
yang aku tabrak. Entah mengapa jantungku berdetak kencang dan semakin kencang.
Ada apa dengan jantungku ini. Pasti
ada masalah kenapa berdetak lebih kencang ketika melihat anak itu. Aku benar –
benar takut kalau aku kena serangan jantung.
Upacara pembukaan MOS pun berakhir.
Dan seluruh siswa dan siswi menuju kekelas masing – masing. Sebelum mencari
kelasku akupun membeli minum di kantin dan bergegas mencari kelas. Aku pun berlari menuju kelasku.
“Brakkk”
“ahhhh”
“Ma..”
“Kamu
Lagi, haha kamu sering sekali nabrak”
“He..
ya, maaf ya kamu.. yang tadi kan, kamu kelas ini juga?”
“iya,
Kenalin aku kenzo, kamu?”
“Kirana”
Kamipun berkenalan di pintu kelas.
Dari situlah kami menjadi teman baik.
“na,
sini duduk di sebelahku” indah memanggilku. Akupun duduk di sebelah temanku
SMP. Dan Kenzo duduk di belakangku.
***
Kakak Pembina memasuki kelas.
Denga wajah yang suram. Dan menyuruh
kami mengeluarkan isi tas kami. Dan tibalah saatnya tasku di periksa.
Terkejutlah aku ketika aku melihat kakak Pembina membentakku.
“Mana
apelnya???”
Akupun
hanya terdiam tanpa bisa membalas. Padahal setahuku tadi aku sudah masukan
kedalam tas tapi kenapa tidak ada. Akupun terkena hukuman Mencari kancing baju
yang terjatuh dari pemiliknya. Dan kalau belum dapat aku tidak boleh mengikuti
acara selanjutnya. Hukuman itu benar – benar tidak masuk akal.
Aku pun mulai mencari sambil
merangkak dari dalam kelas sampai keluar kelas tapi belum dapat. Ketika aku
mulai berjalan jongkok ada seseorang yang memakai sepatu
olahraga putih menghalangi jalanku. Aku berjalan ke kanan sepatu putih itu juga
kekanan ketika aku berjalan ke kiri sepatu putih itupun juga ikut kekiri. Dan
akupun memtuskan berhenti dan menoleh ke atas. Saat aku menoleh
keatas aku terkejut ternyata kenzo.
Akupun menghela nafas dan menyuruh
kenzo minggir. Tapi kenzo sama sekali tidak bergerak dan tetap menghalangi
jalan ku. Tidak lama kenzo berjongkok di depanku.
Kenzopun mulai menarik salah
satu kancing bajunya. Kira kira kancing
baju kedua dari atas dilepasnya dan di berikan kepadaku. Dan sebagai gantinya
dia meminta jepit rambut berwarna ping yang aku jepitkan di dasiku. Pada
awalnya aku masih kebingungan. Tapi tidak lama aku menyadari kalau dia juga
dihukum sama sepertiku.
Setelah aku memberikan jepit
rambutku. Kenzopun mengambil sesuatu dari balik badanya. Dia memberiku sebuah
apel. Akupun terkejut.
Dalam hati aku berkata “telat” toh
aku pada akhirnya terkena hukuman.
“Wah..
dasar anak ini, bersukurlah karena ku beri apel, dari pada tidak sama sekali”
“hah…
kok dia bisa tahu
apa yang aku pikirkan”
Kenzo
dan akupun tertawa dengan riang sambil memakan apel pamberian kenzo.
Bel sekolah berbunyi “kring”. Kenzo
mengajakku masuk kedalam kelas. Di dalam kelas anak anak sangat ramai
membicarakan ekstrakulikuler yang akan mereka pilih. Di tengah keramaian terlihat
seorang anak lelaki berkacamata dan pakaian yang culun berdiri di atas meja dan
berteriak.
“shallu….
A..a..a..a ku SSSuka KKKamu” anak itu berteriak dengan terbatah batah. Dan
seorang anak perempuan cantik menoleh dan berkata “Apa kau gila bicara seperti
itu. Apa dirumahmu tidak ada cermin? Hah…” dan anak perempuan itu memalingkan
wajahnya dan pergi tanpa menoleh lagi sedangkan anak laki – laki itu menundukan
kepalanya di tengah – tengah keramaian anak anak kelas yang
menyorakinya”huuuuu..”
Akupun kembali duduk dibangku ku.
Aku mengobrol dengan indah dengan santai. Samapi datanglah seorang guru
menariki kertas pemilihan ekstrakulikuler. Dan aku memilih masuk ekstra pecinta
alam.
Bell pulang sekolah berbunyi. Akupun
begegas pulang. Sebelum pulang aku membeli makanan kesukaan ayahku dan
membawanya pulang. Sesampainya di rumah aku makan bersama ayah. Kamipun
mengobrol santai di meja makan. Di sela – sela pembicaraan Aku mengajak ayah ke
taman hiburan pada hari minggu dan ayah menyetujuinya.